Jumat, 04 Maret 2011

Promosi Tarif Rp0 'Matikan' Lawan Bisnis

Promosi tarif Rp0 yang dilakukan operator telekomunikasi seluler dianggap telah mengarah kepada predatory pricing. Promosi tersebut bisa dikategorikan ke dalam persaingan tidak sehat.

"Predatory pricing adalah tarif atau harga yang bisa membunuh lawan bisnis," kata Anggota BRTI Nonot Harsono dalam keterangannya, Kamis (17/2/2011).

Apabila operator masih tetap menggunakan tarif tersebut, maka kemungkinan kasus tersebut bisa menyeretnya kepada Komisi Pengawas Persaingan Usaha [KPPU} "ini terbuka lebar,” katanya.

Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia saat ini juga tengah membicarakan persoalan tarif promo Rp0 tersebut. Regulator juga akan melakukan teguran dan tindakan secara tegas.

Ditambahkannya, untuk SMS gratis saja BRTI menegur apalagi nelpon gratis. operator seluler, menurut Nonot seharusnya sudah memahami hal tersebut. "mungkin panik takut bersaing dengan lawan usaha," kata Nonot.

Sementara itu Nurul Budi Yakin, Ketua Umum Indonesia Telecommunication User Group mengatakan promosi tarif Rp0 atau gratis yang sebenarnya cenderung menjebak pelanggan.

Pengguna telekomunikasi diminta waspada dan teliti terhadap tawaran operator yang menyesatkan dan cenderung berlindung di balik bahasa iklan yang sengaja melakukan misleading atau penyesatan informasi.

Ada operator seluler yang menawarkan tarif Rp0 alias gratis untuk menelpon ke operator seluler lainnya.

"Kata-kata gratis memang selalu menarik perhatian konsumen, tapi hanya membodohi masyarakat pengguna telekomunikasi," katanya.

Untuk diketahui tarif interkoneksi antar seluler lokal adalah Rp251 per menit, sementara untuk interkoneksi antarseluler interlokal adalah Rp461 per menit.

"Operator yang beriklan Rp0 ke semua operator riilnya mengutip tarif ritel kepada konsumennya Rp400 per menit. Keuntungan Rp149 per menit ternyata dapat dikemas dalam bahasa marketing menjadi Rp0 per menit," sesalnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar