Rabu, 02 Maret 2011

Ambles Tanah di Bodag Berpotensi Banjir Bandang


BMKG:Dentuman Tidak Berbahaya
Rabu, 02-03-2011 11:09:10

MADIUN -Dentuman atau suara gemuruh dari dalam tanah yang terjadi di beberapa wilayah Kabupaten Madiun adalah gempa tektonik.Kepastian ini disampaikan setelah Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG)saat sosialisasi di ruang data Pemkab Madiun, kemarin(1/3).Suara dentuman atau gemuruh sering didengar warga di Kecamatan Dolopo,Kare,Dagangan dan Balerejo.
Petrus Demonsili,Kepala Balai Besar Wilayah III Stasiun Geofisika Kelas II BMKG mengatakan,dalam kurun waktu 3-21 Februari lalu,tercatat ada 103 suara gemuruh di dalam tanah.Kekuatannya tersebut sekitar 2,6-3,1 skala richter.'Kami juga sudah memasang alat seismograf di daerah Pulung,Pudak,Ponorogo,'ujar Petrus saat sosialisasi di depan kepala satuan kerja.
Meskipun terjadi secara sporadis dan tersebar di banyak titik,Petrus memastikan fenomena gempa tektonik tersebut tidak membahayakan.Karena,kekuatan gempa yang berhasil dideteksi hanya 1-3SR.'Suara dentuman itu tidak berbahaya,warga tidak perlu khawatir,' terangnya.
Terkait penyebab gempa tersebut,Petrus belum bisa memastikan.Hanya saja ada kemungkinan,wilayah Trenggalek,Pacitan,Ponorogo dan Madiun masuk kawasan rawan.Sebab berada di daerah pertemuan tiga lempeng bumi,yakni Eurasia,Australia dan Pasifik.
Dalam sosialisasi hadir juga Amien Widodo,pakar peneliti dari Pusat Studi Kebumian dan Bencana ITS Surabaya.Amien menerangkan,penyebab amblesnya lahan warga di Desa Bodag Kecamatan Kare disebabkan air hujan maupun air sawah.'Kondisi di Bodag ini berpotensi banjir bandang,sebab kategorinya menangah hingga tinggi,'jelasnya.
Amien berharap,pemkab segera melakukan langkah antisipasi agar bencana banjir bandang di daerah itu tidak terjadi.'Perlu langkah antisipasi segera,' terangnya.
Tingginya potensi bencana di Kabupaten Madiun diakui Wakil Bupati Iswanto.Menurutnya,bencana alam berupa banjir,longsor,maupun puting beliung sering terjadi. Tercatat 2009 lalu terdapat 55 kali bencana banjir dan sembilan kali peristiwa puting beliung.Sedangkan 2010 lalu,terjadi empat kali puting beliung.'Tahun ini sudah terjadi empat kali bencana longsor,'terangnya.
Sementara itu Agus Budi Wahyono,sekretaris Bakesbangpol dan Linmas mengatakan,ada 38 kepala keluarga di Desa Bodag yang rawan bencana longsor. Pemkab berupaya memberikan sejumlah solusi,seperti relokasi ke tanah milik perhutani,menempati tanah kas desa hingga transmigrasi.'Untuk relokasi ke tanah milik perghutani sulit,butuh proses lama.Saat ini kami juga mengupayakan transmigrasi,'katanya.(aan/irw)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar